Cerpen Cinta Sejati Paling Romantis |
KAMULAH HIDUPKU
Karya Anti Regian Pung Pung
Perihal hidup yang seluruhnya orang membicarakannya, begitupun saya, yang belum tahu banyak perihal kehidupan, yang belum tahu makna hidup.
Orang katakan dalam hidup ada jalan yang berliku, saya juga merasakannya. Waktu cacian makian, serta hinaan datang pada kehidupanku, saya cuma dapat berkata sabar pada diriku sendiri, tiada tahu apa makna kata sabar itu.
Suatu hal yang terkait dengan hidup pasti berdampingan dengan cinta. Seluruhnya yang bernyawa pasti rasakan cinta, mungkin saja yang tidak bernyawa juga rasakan cinta, sungai misalnya, dia menyukai air yang mengalir di atasnya.
Cinta yang saya rasa demikian benar-benar indah serta kadang-kadang jadi suatu hal yang benar-benar jelek. Terlampau naif terasa bila saya menyerah mengahadapi masalah yang berlangsung dalam hidup serta kehidupanku.
Saat mimpi ada untuk menemani orang tidur, saya malah menginginkan mimpi itu datang saat saya terbangun, lantaran cuma dengan punya mimpi saya bisa rasakan kebahagiaan dalam hidup. Dia yang senantiasa membuatku terasa hidup, dia yang senantiasa membuatku memikirkan perihal kehidupan, dia yang senantiasa ada untuk menemani ku dalam hidup. Walaupun kadang-kadang dia mau menjauh dari hidupku serta mau mencari arti kehidupan tiada hadirku dalam hidupnya.
Hari ini hujan deras dibarengi angin mengguyur di selama jalan. Saya mengharapkan hujan bakal reda saat saya hingga di kota itu, saat saya turun dari bus ini. Berulang-kali saya tengok handphoneku walaupun tidak ada satu juga pesan yang saya temui. Barangkali memanglah keberadaanku telah tidak ada yang ingin hiraukan lagi.
Tid.. Tid.. Nada handphone ku pada akhirnya berbunyi, nyatanya ada pesan dari Rama, pacarku. Ya, barangkali cuma dia yang senantiasa hiraukan keadaanku.
“Sayang, anda telah sampai? ” isi pesan darinya. Tak tahu mengapa saat itu saya sekalipun tidak ingin balas pesan darinya, walau sebenarnya umumnya saya senantiasa cepat-cepat balas pesannya meskipun berisi terkadang tidak utama.
Namun pesannya saya balas lantaran saya tidak ingin kehilangan perhatiannya yang senantiasa dia curahkan padaku.
“Blm sayang, tp nanti lagi saya sampai.. ”
Hmmm, barangkali memanglah cuma dia yang saya mempunyai sejak kepergian bapak serta ibuku disebabkan kecelakaan tiga th. lalu. Sempat saya memikirkan, mengapa sih mesti mereka yang pergi duluan dari dunia ini? Mengapa bukan hanya saya saja? Walau sebenarnya bila saya tidak pergi juga barangkali tidak bakalan ada yang butuhin saya.
Ah, dunia ini mesti saya taklukan. Seperti kata ayahku dahulu sebelum saat pada akhirnya dia pergi. “Gina, anda itu anak bapak terhebat, anda mesti dapat bertarung menaklukkan dunia yang kadang-kadang kejam untuk anda. ” Iya barangkali kalimat dari bapak tersebut yang senantiasa jadi penyemangat hidupku. Bapak, Ibu, misal kalian tetap bersamaku barangkali saya tidak bakal jadi selemah ini.
Saya yaitu anak satu-satunya. Kakek serta nenek ku juga telah lama wafat sampai pada akhirnya sesudah ke-2 orang tuaku juga meninggalkan saya, saya jadi hidup sebatang kara.
Saat ini saya tetap kuliah di satu diantara perguruan tinggi negeri di kota Bandung. Beruntunglah saya lantaran saya memperoleh beasiswa untuk belajar di sana. Tak hanya kuliah saya bekerja di restoran untuk membiayai hidupku sepanjang saya kuliah di Bandung.
Ckiiit… Nada itu membuyarkan lamunanku, tiada kusadari nyatanya bus telah tiba. Namun hujan deras itu tetap belum reda.
Saya turun dari bus sembari lari mencari tempat untuk berteduh. Tiada kusadari waktu saya lari untuk menyebrang jalan saya terpeleset. Dari arah barat tampak mobil yang melaju kencang. Waktu saya terjatuh mobil itu menyenggol kaki kananku. Namun untunglah si ingindara mobil ingin bertanggungjawab walaupun seutuhnya itu bukan hanya kekeliruan dia.
Saya tiba di Rumah Sakit. Capek, sakit, sedih, bingung serta perasaan tidak menentu waktu saya tiba di sana. Saya tidak tahu apa yang berlangsung padaku, namun tiba-tiba dokter berkata padaku,
“Saudara Gina, luka yang dihadapi kaki Mbak benar-benar kronis, bila dilewatkan demikian tak ada harapan untuk pulih, kami mesti mengambil aksi untuk selekasnya mengamputasi kaki Mbak. ”
Mendengar pengucapan Dokter seperti itu saya terasa dunia roboh, namun apa daya saya tidak mau alami rasa sakit yang berkelanjutan. Saya mengiyakan saja kata dokter serta hari itu juga dokter beserta timnya selekasnya memotong kaki kananku hingga ke sisi lutut.
Rama, misal dia paham keadaanku saat ini, barangkali dia telah malas menerimaku lagi. Kuliahku, kerjaanku. Lalu darimana saya dapat membiayai hidupku hari ini, besok, lusa serta selama-lamanya hingga saya wafat kelak.
Dengan hati yang pasrah, pada akhirnya saya menelpon Rama, pacarku.
Tuut.. Tuut..
“Iya sayang? ” terdengar nada Rama dari sana yang tetap belum tahu keadaanku saat ini.
Saya cuma diam, bibirku malas keluarkan kata.
“Sayang? ” lanjut Rama lantaran telah berapa menit saya cuma diam. “Sayang, bila tetap tidak ingin bicara saya tutup telponnya lho. ”
Pada akhirnya dengan nada yang berat saya dapat berbicara. “Aku tunggulah anda di kostku, saat ini. ”
Saya segera tutup teleponnya serta satu jam lalu dia datang.
Lihat keadaanku dia tampak terperanjat serta barangkali dia berupaya menutupi perasaan kecewanya padaku.
“Maafkan saya, saya tidak beritahu anda perihal ini. ”
Dia cuma diam.
“Aku tahu anda malu. ” Lanjutku. “Tapi bila anda tidak ingin mempunyai pacar cacat seperti saya, tambah baik anda pergi saja tinggalkan saya saat ini, lantaran saya tidak ingin anda mencintaiku lantaran keterpaksaan, lantaran terasa kasihan sama saya. ” Kataku sembari tidak kuasa menahan air mata.
Dia meniadakan air mataku. “Sayang, saya tidak bakal malu mempunyai pacar seperti anda, saya mencintaimu bukan hanya lantaran fisikmu. ”
“Bohong, itu bohong. Mana ada yang ingin terima pacarnya dengan situasi seperti ini. ” Kataku tidak yakin.
“Percayalah sayang. Saya akan…”
“Lebih baik anda tinggalkan saya, lantaran saya tahu benar bagaimana orang tuamu. Jangankan dengan situasi yang seperti saat ini, tidak begini juga orang tuamu tidak terima saya. ” Saya memotong perbincangannya. “Kamu mesti pergi saat ini sayang. ”
Tiada banyak kata, Rama pergi meninggalkan saya. “Aku bakal senantiasa ada buat kamu. ”
Kata itu yaitu kata paling akhir yang keluar dari mulutnya.
Suatu hal yang kusebut cinta ini jadikan saya seperti manusia paling bodoh, lantaran begitu bodohnya diriku yang menyuruh pacarku pergi yang jelas-jelas dia betul-betul mencintaiku.
Sebulan berlalu, tidak ada berita darinya. Saya tidak tahu dia ada di mana, saya tidak tahu dia tetap ingat saya atau tidak, yang pasti cintaku padanya tetap sama sesuai dahulu.
Tid.. Tid.. Handphoneku bunyi. Hmmm, nyatanya pasan dari Rama.
“Sayang, klo bisa aq bakal ke kostanmu saat ini. ”
“Aku tnggu. ” Balasku.
Selang beberapa saat Rama ada di dekatku. Saya menangis, menyesal lantaran saat itu saya pernah menyuruhnya pergi.
“Aku nyesel saat itu saya nyuruh anda pergi, namun saya belum meyakini anda dapat terima saya dalam situasi yang seperti ini. ”
“Aku terima anda sayang, bagaimanapun situasi anda saya senantiasa sayang anda, saya senantiasa cinta anda. ” Jawabnya.
Saya menangis mendengar jawabnya. Dia peluk erat badanku, dia cium bibirku. Kehangatannya, kelembutannya, tetap sama sesuai dahulu.
Rama, saat ini saya tahu nyatanya memanglah cuma anda yang senantiasa ada untukku, nyatanya cuma anda yang dapat mengertiku, nyatanya cuma anda yang tahu keadaanku.
Tersebut hidup yang seluruhnya orang membicarakannya. Suatu hal dalam hidup bakal jadi indah waktu ada seorang yang dapat tahu. Benar-benar indah saat air mata sebagai symbol dari luka beralih jadi senyum sinyal bahagia.
Seperti yang orang katakan, suatu hal bakal jadi indah pada waktunya.
Cerpen Karangan : Anti Regian Pung Pung
Facebook : www. facebook. com/anty. donii
Hidup yaitu Cinta. Cinta yaitu Hidup. Seperti cerpen yang saya bikin.
Saya Anti Regian Pung Pung
TTL : Garut, 3 October 1994
Alamat : Kp. Barukai Ds. Cibodas Kec. Cikajang Garut, Jawa Barat
Semoga dengan Cerpen diatas kita bisa sadar bahwa Cinta di Dunia ini harus sejati baik Cinta terhadap Tuhan maupun Cinta terhadap manusia dan jangan satu lagi yang ketinggalan yakni Cinta terhadap lingkungan kita atau alam ini supaya lestari.